Suatu hari laras minta ijin untuk menengok kakaknya yang sedang sakit. Bunda pun mengantarnya sampai terminal bis antar kota. Bunda berharap 1 minggu lagi Laras akan datang kembali.
Tetapi di hari ketiga, ketika Bunda bersama ibu2 yg lain sedang rapat tujuh belasan di rumah Mami - tetangga dekat rumah Bunda - ia memergoki Laras tengah membuat minuman di rumah itu.
Sontak membuat heboh dan heran ibu2 yg lain (biasalah ibu2) kecuali Bunda (kalau Bunda kaget), maklum Bunda terkenal di lingkungan tempat tinggalnya termasuk siapa aja yg bekerja dirumahnya.
Setelah rapat selesai, Bunda pun pulang ke rumah dengan perasaan galau. Kalau ada pepatah yang mengatakan "Tetangga adalah saudara terdekatmu", pepatah itu sedang tidak berlaku disini. Bunda pun bingung...hiks...hiks..."Saudaraku, mengapa kau ambil pembantuku..." Setidaknya itulah pikiran Bunda.
Esok harinya, tetangga kanan, kiri, depan rumah Bunda ikutan bingung dan heboh. Mungkin mereka bingung, karena tidak ada reaksi apapun dari Bunda. Bunda yang jadi "korban" bingung, tidak tau harus bagaimana.
Ada yang menenangkan hati Bunda, ada juga yang malah memanas-manasi.....
Bunda makin bertambah bingung karena tidak ada reaksi apa pun dari sang mami, padahal kasak-kusuk para tetangga sudah sangat menggelora. Tidak ada telepon dari mami ke Bunda, apalagi silaturahmi.
...tidak bermaksud membatasi kemerdekaan seseorang. Tetapi tetap ada ETIKA bertetangga, betul Bu RT ku yang cantiiikkk...???
iyalah, sang Bunda sebenarnya tidak mempersalahkan Laras bekerja dimana, toh ia bisa dengan sangat mudah mendapatkan pengganti Laras.
Dia hanya merasa "ditusuk dari belakang." Si mami yang cantik adalah teman senam, teman hang-out, bahkan tembok rumah merekapun berdempetan.
"Saya kan sibuk, Bunda, kerjaan saya banyak..., besok saya mo ke sini...hari ini saya mo ke sana...bla...bla..bla..." Begitu alasan Mami kenapa dia tidak sempat ijin dulu ke Bunda.
Halooo....buat apa kemana-mana nenteng-nenteng Hp, Bb ....hare gene...!!!
Dengan sombongnya mami yang juga Ibu RT itu berkata," Masa saya mau mengambil barang bekas orang..."
...hohoho...kau lupa ya, sayang....Supirmu sekarang dulu juga supir siapa...??? Tidak adakah makna dari pertemanan selama ini..???
Ternyata memang bukan hanya pembantu bekas Bunda saja yang di bajak, supir Bunda yang terdahulupun sekarang bekerja di rumah si Mami yang cantik. Olala....Bu Rt....!!!
...tidak bermaksud membatasi kemerdekaan seseorang. Tetapi tetap ada ETIKA bertetangga, betul Bu RT ku yang cantiiikkk...???
iyalah, sang Bunda sebenarnya tidak mempersalahkan Laras bekerja dimana, toh ia bisa dengan sangat mudah mendapatkan pengganti Laras.
Dia hanya merasa "ditusuk dari belakang." Si mami yang cantik adalah teman senam, teman hang-out, bahkan tembok rumah merekapun berdempetan.
"Saya kan sibuk, Bunda, kerjaan saya banyak..., besok saya mo ke sini...hari ini saya mo ke sana...bla...bla..bla..." Begitu alasan Mami kenapa dia tidak sempat ijin dulu ke Bunda.
Halooo....buat apa kemana-mana nenteng-nenteng Hp, Bb ....hare gene...!!!
Dengan sombongnya mami yang juga Ibu RT itu berkata," Masa saya mau mengambil barang bekas orang..."
...hohoho...kau lupa ya, sayang....Supirmu sekarang dulu juga supir siapa...??? Tidak adakah makna dari pertemanan selama ini..???
Ternyata memang bukan hanya pembantu bekas Bunda saja yang di bajak, supir Bunda yang terdahulupun sekarang bekerja di rumah si Mami yang cantik. Olala....Bu Rt....!!!
ps. cerita ini fiksi. Jika ada kesamaan nama, tempat dan kejadian hanya kebetulan saja.
No comments:
Post a Comment