Kisah ini fiktif belaka, jika ada kesamaan nama dan lokasi itu hanya bisa2 nya aku aja....hehehehe.....:)p
Hiduplah 2 orang sahabat, Maria dan Afi. keakraban mereka membuat iri teman2 yang lain. Bukan hanya di dunia nyata keakraban itu terlihat, begitupun di dunia maya. Setiap Maria update status, Afi adalah orang pertama yang mengomentarinya (sundul ga, halaah....). Begitupun sebaliknya, saat Afi update status, Maria pasti langsung memberikan tanda jempol.
Sampai suatu ketika terjadi kesalahpahaman yang membuat retaknya hubungan mereka. Kejadian ini bermula dari ketidakhadiran Afi di acara ulang tahun Maria. Maria kesal, sehingga dia mengeluarkan kata-kata kekesalan, "kenapa lu ga tlp", Kenapa ga ngasih tau". "Pagi2 banget kan bisa sms gw", Kl bukan gw yg tlp, lu ga tlp!"
Afi saat itu sedang mengantar ibunya yang terjatuh di kamar mandi ke Rumah SAkit sehingga kepanikannya membuat Afi lupa terhadap janjinya. Afi membaca sms dan miscall dari Maria. Dia mencoba membalas sms dan tlp, ternyata pulsanya abis. Segala sesuatunya jadi serba salah.
maria merasa Afi tidak peduli dengannya, begitu pula Afi merasa tersinggung dengan kata-kata Maria. Di pertajam dengan status di fb Maria, "Apa gunanya sahabat kalau begitu..."
Afi hanya memendam perasaan amarahnya. dalam hatinya berkata andai Maria mengetahui dan bisa merasakan kondisi afi saat itu.
Waktu terus berlalu. Maria dan Afi saling tidak bertegur sapa.
3 bulan berlalu, rasa kehilangan mulai menghinggapi Maria. Tidak ada lagi yang pertama x mengomentari statusnya di fb. Tidak ada lagi bunyi message bbm yang khas dari Afi.
Rasa kehilangan itu benar-benar menyiksanya. Tapi tetap keegoan diri Maria mengalahkan kerinduannya ke Afi. Susah sangat kata MAAF terucap. Dia merasa tidak bersalah. Gengsi dong kalo harus memita maaf terlebih dahulu.
Rasa inipun ternyata dirasakan oleh Afi. Rindu dan gengsi. 2 sahabat ini sama-sama tersiksa dengan perasaannya.
Sampai suatu ketika...
Maria sedang mengendarai mobilnya saat hujan deras. Saat itu Afi sedang kehujanan menunggu taxi di halte. Entah mengapa tergugah perasaan Maria untuk berhenti di depan Afi dan membuka jendela mobilnya.
Terucaplah satu kata..."Afiiii...."
Afi pun membalas..."Mariaaa..."
Maria membuka pintu mobilnya dan Afi pun segera masuk dan memeluk Maria seraya melepas kerinduannya "Maria maafin gw ya, gw kange banget sama lo..."
"Maafin gw juga, Fi. Gw terlalu egois, gw tersiksa selama ini menunggu elo."
derasnya hujan semakin menambah derasnya air mata 2 sahabat yang terpisah lama oleh kata "MAAF". Sejak saat itu persahabatan mereka semakin erat dan tidak dapat dipisahkan.
Dari cerita seru di atas, ternyata sapaan/kata "Afi....", yang diucapkan Marialah yang menjadi penyambung kembali hubungan mereka. Jadi maaf itu bukanlah kata maaf pada hakekatnya, tapi terlepas kita dari ego yang telah lama bersarang di hati.
Dan siapapun yang memulai melepaskan EGO itu, dialah yang "menang".
Yuk, kita mulai melepaskan ego dengan memulai menyapa sahabat/teman kita yang telah lama menjadi "musuh/lawan" kita.
*terinspirasi dr 2 temanku...(namanya ga boleh di tulis ya..) n tx buat ayah Yusuf atas ide ceritanya.
No comments:
Post a Comment