Okeh, review salah satu film yang berkali kali di tonton sama anak-anak karena mereka suka. Film yang bagus, Inside Out.
Judul: Inside Out
Genre: Animasi, Komedi, Keluarga, Petualangan
Durasi: 94 menit
Tayang: Agustus 2015
Sutradara: Pete Docter & Ronnie del Carmen
Pengisi Suara: Kaitlyn Dias (suara Riley Anderson), Amy Poehler (suara Joy), Lewis Black (suara Anger), Bill Hader (suara Fear), Mindy Kaling (suara Disgust), Phyllis Smith (suara Sadness), Richard Kind (suara Bing Bong)
Produksi: Walt Disney, pixar
Film Inside Out besutan sutradara Pete Docter yang juga sutradara film animasi Up tahun 2009, patut menjadi tontonan para orang tua. Pembuatan film ini pun memakan waktu 5 tahun. 3 sampai 3,5 tahun pembuatan cerita. Proses produksi memakan waktu 18-24 bulan. Jadi tak pelak lagi cerita yang disuguhkanpun menarik untuk ditonton bersama keluarga tersayang.
Film Inside Out terjemahan bebasnya 'yang di dalam mempengaruhi yang diluar' berusaha mempersonalisasikan bentuk bentuk perasaan manusia sebagai karakter karakter unik yang digambarkan hidup dalam pusat kendali ingatan manusia sejak lahir. Kegembiraan sebagai Joy, kesedihan sebagai Sadness, kemarahan sebagai Anger, ketakutan sebagai Fear, dan kejijikan sebagai Sadness. Mereka berkolaborasi mewarnai kehidupan seorang gadis yang beranjak dewasa bernama Riley yang hidup sejak kecil dalam kehangatan kedua orangtuanya. Riley yang periang adalah juga pecinta olahraga Hokey. Setiap kejadian-kejadian dalam hidup Riley baik gembira, sedih, takut, jijik, marah, masuk dalam ingatan dalam bentuk bola berwarna warni.
Bola warna kuning melambangkan ingatan akan kegembiraan. Biru, kesedihan. Merah, kemarahan. Ungu, ketakutan. Hijau, kejijikan. Semakin banyak bola warna kuning emas yang melambangkan kegembiraan tersimpan dalam ingatan jangka panjang, semakin dominan Joy memimpin kolaborasi. Ingatan Riley sejak kecil dipenuhi oleh kasih sayang keluarga, kegembiraan, keceriaan, dan persahabatan, sehingga Joylah yang menjadi dominan dalam kolaborasi di pusat kendali ingatan.
Bagaimana jika kolaborasi yang awalnya didominasi oleh Joy dan karena suatu kesalahan, Joy dan Sadness terlempar dari pusat kendali ingatan ke gudang ingatan jangka panjang meninggalkan Anger, Fear, Disgust di pusat kendali ingatan? Kejadian ini diawali ketika keluarga Riley memutuskan pindah dari Minnesota ke San Fransisco yang lingkungannya sangat jauh berbeda dengan lingkungan sebelumnya.
Lingkungan baru ini lebih banyak memberikan pengalaman-pengalaman ketakutan, kesedihan, kejijikan mengalahkan pengalaman kegembiraan. Joy menjadi kewalahan mengendalikan pusat ingatan. Puncaknya adalah saat ibu guru meminta Riley memperkenalkan diri kepada teman-teman di sekolah barunya dan Riley tiba tiba menangis. Joy melihat Sadness tanpa sengaja memegang inti ingatan Riley. Hal ini membuat bola memori yang diproduksi oleh otaknya berwarna biru. Joy berusaha untuk mencegah bola memori itu masuk ke dalam inti memori, namun malah menyebabkan sistem menjadi rusak. Sampai akhirnya Joy dan Sadness terlempar dari pusat kendali ingatan. Sementara itu di pusat pengendali ingatan, Fear, Anger, dan Disgust berusaha untuk membuat Riley tetap menjadi anak yang ceria namun tidak berhasil dan malah membuat Riley kehilangan sifat aslinya.
Sepeninggal Joy dan Sadness, satu demi satu ingatan Riley akan kehangatan keluarga, kegembiraan, keceriaan, dan persahabatan luntur.
Joy si optimis dan Sadness si pesimis yang berada di seberang pusat kendali ingatan, dengan berbagai cara berusaha kembali ke pusat kendali ingatan.
Dalam perjalanannya mencari jalan pulang, Joy bertemu dengan Bing Bong teman khayalan Riley. Joy dan Bing Bong terdampar di jurang yg merupakan sampah ingatan. Bila tidak berhasil naik ke atas, maka mereka akan dilupakan Riley selamanya. Di antara sampah bola ingatan, Joy tidak sengaja melihat bola ingatan Riley ketika sedih karena gagal menang hockey. Kedua orangtuanya mendampingi Riley dan menyemangatinya sehingga Riley kembali ceria. Dibalik keceriaan ada kesedihan. Joy sadar bahwa Sadness sangat berguna untuk mengembalikan keceriaan Riley. Akhirnya Joy kembali menemukan Sadness dan berkolaborasi bersama mengembalikan keceriaan Riley di pusat kendali ingatan.
Pesan Moral
1. Pentingnya lingkungan yang positif dalam perkembangan psikologi anak. Lingkungan keluarga, sekolah, dan pergaulan yang positif membawa dampak positif terhadap perkembangan kehidupan anak.
2. Pindah rumah bukan sekedar pindah barang, namun lebih dari itu, pindah lingkungan. Perlu pengkondisian lingkungan baru atau pengkondisian psikologi anak agar kenyamanannya di lingkungan baru secara bertahap dapat beradaptasi.
3. Kesedihan, ketakutan, kejijikan, kemarahan bukan suatu bagian diri yang negatif. Bila ditempatkan sesuai tempatnya, mereka merupakan bagian diri yang sangat positif.
Saya juga sudah nonton film ini tapi bagian awalnya membosankankan karena si Joy ngomong terus hehe..
ReplyDeletetapi gambar2nya bikin anak2 seneng...
DeleteSuka jugaaaaaaaaa.... seneng lihatnya. Selain animasinya lucu banyak hikmahnya banget. Harus hati-hati banget membentuk memori anak... Tugas orang tua banget tuh... membentuk memori anak sebaik mungkin..
ReplyDeleteMakasih mbak Dwina atas ulasannya...
saya belum nonton juga film ini. Padahal banyak yang bilang bagus
ReplyDelete