Tulisan ini merupakan cerita lanjutan dari tulisan bulan lalu, masih dari Financial Literacy Workshop yang diadakan #Visa dan #ibuberbagibijak. Dengan narasumber yang sama, yaitu Prita Ghozie, CEO dan Financial Planner ZAP Finance.
Bicara keuangan memang menyenangkan. Eh, menyenangkan apa menyebalkan ya? Yaaa... Sedikit nyebelin siy....sebel sama diri sendiri karena jadi ketauan salahnya kita dimana mengatur keuangan selama ini. Tapi trus jadi senang karena kita bisa belajar untuk menjadi kaya. Siapa siy di jaman now ini yang tidak ingin menjadi lebih kaya?
Jadi inget, dulu waktu jaman aku SD, suka nulis di buku kenang kenangan teman. Pas bagian cita-cita, aku isinya "Muda suka suka, tua foya foya". Hahahaha....
Eits, jangan remehkan cita-cita....siapa tau bisa jadi kenyataan. Tapi bagaimana caranya? Yaaaa...belajar berinvenstasi bisa menjadi pilihan.
Berinvestasi adalah salah satu langkah strategis yang bisa dilakukan setiap orang untuk menghasilkan uang lebih. Namun seringkali kita bingung investasi apa yang sesuai dengan kebutuhan. Yang perlu diingat sebelum berinvestasi adalah slogan "teliti sebelum membeli" ini artinya kita harus meneliti produk dan jasa apapun yang kita beli. Termasuk meneliti apakah produk tersebut sudah sesuai dengan kebutuhan kita.
Investasi berbeda dengan menabung. Kalau menabung kita menyisihkan uang untuk digunakan dalam waktu dekat. Menabung lebih bersifat safety dan untuk berjaga jaga. Kalau Investasi selain memyisihkan uang juga memikirkan bagaimana menyuburkan uang tersebut, ada faktor mencari keuntungan. Ya caranya dengan melakukan investasi yang mengarah pada pertumbuhan.
Mengapa kita harus berinvestasi? Dalam workshop kemarin, mba Prita Ghozie memberikan ilustrasi menarik tentang pertingnya perencanaan keuangan jangka panjang. Menurutnya, hidup itu seperti mengarungi lautan luas. Untuk bisa sampai ke pulau tujuan kita membutuhkan kapal. Nah, kapal mana yang akan dipilih menentukan hasil kita sampai ke tujuan. Akankah kita pilih Kapal besar dengan layar besar, kapal besar dengan layar kecil, atau sudah punya kapal yang ideal tetapi pelampung hanya ada 1?
Kapal besar dengan layar besar bisa membuat perjalanan menjadi cepat. Akan tetapi resiko yang dimiliki juga besar, yaitu jika terjadi angin besar bisa merusak layar dan mengganggu jalnnya kapal.
Kapal dengan layar kecil, ini relatif aman perjalannya. Tetapi makan waktu yang lama sampai ke tujuan.
Prita Ghozie memberikan 5 langkah yang bisa digunakan sebelum kita menentukan investasi.
Langkah 1 : Pahami Tujuan & Profil Resiko dari si investor itu sendiri.
Mengenali kebutuhan investasi merupakan langkah awal dari proses investasi. Tetapi sebelum memutuskan menginvestasikan uang pada produk yang kita pilih kenali dulu karakter kita sebagai investor.
Tipe konservatif
Tipe ini tidak berani menghadapi risiko kerugian dan ketidakpastian. Tipe konservatif sangat mengutamakan keamanan dalam berinvestasi daripada memperoleh keuntungan besar tapi beresiko tinggi.
Tipe moderat.
Tipe ini lebih berani mengambil resiko yang lebih tinggi dibandingkan investor konservatif. Tipe moderat akan mempertimbangkan secara hati-hati jenis instrumen yang akan dimilikinya serta membatasi jumlah dana yang akan diinvestasikan ke dalam instrumen beresiko hingga porsi tertentu.
Tipe agresif
Pada umumnya tipe agresif memiliki keberanian dalam melakukan keputusan investasi dengan resiko tinggi. Tipe ini mengharapkan hasil investasi yang lebih besar dengan bersedia menerima konsekuensi Resiko yang lebih tinggi pula.
Nah, kamu masuk yang mana?
Langkah 2 : Tentukan Jangka Waktu
Jangka waktu ini sekaligus menentukan tujuan investasi. Misalnya untuk dana pendidikan anak 10 tahun lagi, untuk membeli rumah, dan sebagainya.
Jadi ada investasi jangka pendek (short term), jangka menengah, dan jangka panjang (long term).
Jadi ada investasi jangka pendek (short term), jangka menengah, dan jangka panjang (long term).
Biasanya untuk investasi yang sifatnya jangka panjang para ahli menyarankan investasi yang memiliki risiko relatif kecil. Dari situ kita yang bisa mulai belajar untuk menjajal investasi yang lebih beresiko namun memiliki keuntungan besar, termasuk juga berpikir untuk mengembangkan usaha sendiri. Jika mengharapkan untung besar dlm jangka waktu cepat itu namanya spekulasi.
Coba lihat video ini....
Itu adalah 3 cara mudah membedakan mana saving, investing, and speculating. Dalam hal ini, jangka waktu menentukan. Jadi sebelum kita ingin memilih satu diantara 3 itu, ingat lagi tujuan investasi yang ingin dilakukan. Misal, untuk dana pendidikan anak, jangan pilih spekulasi. Karena pada saat dana pendidikan itu dibutuhkan pada waktunya jangan sampai kita ada di posisi "rugi besar".
Atau kita pilih menabung, tapi ternyata pada saat waktunya dana dibutuhkan, tabungan kita belum cukup (karena slow growth).
Jadi, jangka waktu menetukan investasi mana yang akan dipilih.
Jadi, jangka waktu menetukan investasi mana yang akan dipilih.
Langkah 3 : Ragam Investasi
Mana yang kamu pilih dari ilustrasi ini...
Jika kamu membeli sapi, apa yang akan kamu lakukan? Apakah akan menggemukan sapi tersebut untuk kemudian dijual lagi, atau cukup menikmati susu perahnya saja?
Kalau kamu memilih menggemukkan sapi dan menjualnya kembali, berarti akan menikmati hasil setelah sapi terjual. Tidak bisa mengejar pendapatan bulanan.
Tetapi kalau kamu memilih memerah susu sapi dan menjualnya setiap hari, akan ada pendapatan bulanan.
Untuk pilihan pertama, disarankan dilakukan oleh orang yang masih berada di usia produktif. Dimana sapi dianggap seperti invest logam mulia.
Sedangkan opsi kedua cocok untuk orang yang sudah masuk usia pensiun.
Ada beberapa ragam investasi :
1. Aset fisik : adalah aset yang kita pegang sendiri tidak tergantung lembaga keuangan tertentu. Logam mulia dan Properti.
Properti bisa berupa rumah kos, tanah, kebun, apartemen, dan sebagainya. Termasuk juga sewa mainan, sewa baju, sewa tas.
Investasi property cocok untuk tambahan penghasilan. Sedangkan investasi logam mulia cocok untuk persiapan dana pendidikan.
Investasi property cocok untuk tambahan penghasilan. Sedangkan investasi logam mulia cocok untuk persiapan dana pendidikan.
Dan disarankan kita untuk mempunyai satu diantaranya, invest logam mulia atau properti.
2. Surat berharga
Ada deposito, obligasi, saham, dan reksadana. Untuk reksadana, ada reksadana pasar uang, reksadana saham, reksadana pendapatan, dan reksadana campuran.
Masing masing jenis memiliki potensi return yang berbeda dan tentu saja resiko investasi yang berbeda juga.
3. Bisnis
Bisa secara fanchise, atau usaha sendiri. Bisnis meiliki resiko paling tinggi. Karena bisa saja modal yang kita tanam, hilang sama sekali. Bisnis tidak cocok untuk dana pendidikan anak.
Langkah 4: Strategi
Sebaiknya lakukan investasi secara bertahap dan berkala. Bisa dengan disiplin menyisihkan pendapatan tiap bulan untuk investasi tanpa terpengaruh kondisi pasar. Investasi rutin dapat membantu untuk Meminimilisir Eksposure downsite Risk pada portpolio kita di suatu waktu.
Never put all your egg in one basket, adalah prinsip dasar investasi.
Meminimalisir resiko dengan berinvestasi di berbagai sektor atau instrumen.
Yang perlu dipahami adalah resiko investasi tidak bisa dihindari namun pada umumnya dapat diminimalisir dengan lamanya jangka investasi.
Investasi adalah alat terbaik membantu long term goal.
Langkah 5 Review & Realokasi
Setelah berhasil memilih investasi sesuai tujuan keuangan kita, selalu lakukan evaluasi. Apakah berjalan dengan baik? Jangan pernah ragu melakukan perubahan jika itu akan menghasilkan sesuatu yang optimal.
------
Itulah 5 langkah investasi dari mba Prita Ghozie. Ada hal yang lebih penting dari investasi, yaitu Waspadai Investasi Bodong.
Jangan pernah tergiur imbal hasil besar dan pasti. Semua investasi pasti ada resiko dan hasilnya tidak dapat dijamin.
Selalu periksa legalitas dan ijin perusahaan yang menawarkan ke Otoritas Jasa Keuangan.
Skema investasi harus jelas. Darimana potensi keuntungan diperoleh. Dan hati hati dengan MONEY GAME, ARISAN BERANTAI, TAWARAN INVESTASI KEBUN ABC, dan lain lain.
Karena resiko investasi paling parah adalah penipuan berkedok investasi.
Smoga tulisan ini bermanfaat. Jangan pernah takut untuk berinvestasi, selama sesuai dengan profil resiko dan kebutuhan investasi itu untuk jangka panjang.
Semakin besar risiko investasi, semakin besar hasil yg didapat ya...
ReplyDeleteSeru banget tiap ada workshop ini langsung semangat. Suka banget sama materi dan cara penjelasannya dari mbak Prita jadi bisa diaplikasiin jadi semangat berinvestasi deh untuk masa depan keluarga.
ReplyDeleteAku udah mulai inves reksadana sih tapi masih dikit-dikit karena masih belajar juga. Untung kemarin ikutan acaranya jadi sedikit tercerahkan.
ReplyDeleteAku juga mulai reksadana. Selama ini baru berani kontrakan dan kos-an 😅
Deleteboleh nih mbak cita-citanya muda suka-suka, tua foya-foya. Financial freedom! Siapa yang ga mau kayak gitu.
ReplyDelete😅😅😅😅
DeleteJadi pilih investasi yang mana nih? :)
ReplyDeletePilih kamu aja 😊
DeletePenipuan berkedok investasi semakin marak ya, makanya kita pun kudu pinter pilihnya ya. Suoaya investasi tetap aman.
ReplyDeleteInvestasi bodong itu macem2 bentuk dan caranya ya. Sering terlihat kyk investasi beneran taunya zonk...
Delete5 langkah investasi yang mesti diterapin ya, mb
ReplyDeleteInsyaaalah berjalan sesuai keinginan ya...
DeleteJadi kangen ikut workshop tentang investasi lagi neh.... Menarik soalnya kalo masalah duit.
ReplyDeleteEh, investasi kan nggak melulu tentang duit kan yah?
Runtut dan mudah dimengerti banget info yang dishare Mba, aku setuju banget sama yg disampaikan di sini. Applicable :D
ReplyDeletewkwkwk mayan serius ya mawi temanya
ReplyDeletebtw ini juga cita-citaku banget hahaha setuju abis >> Pas bagian cita-cita, aku isinya "Muda suka suka, tua foya foya". Hahahaha....
Duh itu mah cita2 banget. Muda suka-suka, tua foya-foya. Hahahaha. Ya abis.. Gak enak juga kalo udah tua tp masih hrs banting tulang. Maunya kan udah settle semuanya.
ReplyDeleteCumaaa.. Masih banyak nih PR-nya. Masih galau aja mau investasi. Keder. Harus belajar lebih banyak lagi tampaknya. tfs yaa.