Karena, sejarahnya Hari Ibu yang diperingati setiap tahun sejak 1938 ini berawal dari kongres Perikatan Perempuan Indonesia di Bandung yang sepakat memilih tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu. Pemilihan berdasarkan sejarah bahwa pada tanggal tersebut berlangsung pertemuan pertama seluruh organisasi wanita Indonesia di Yogyakarta tahun 1928. Ibu-ibu yang tergabung dalam Kowani pada tanggal 22 Desember 1946 memperingatinya dengan menyerahkan bingkisan kepada warga DKI Jakarta.
"Alangkah besar bedanya bagi masyarakat Indonesia bila kaum perempuan diberi kesempatan lebih besar." - R A Kartini3 Desember, mengambil momentum Hari ibu, VIVA Networks bersama Kementerian PPPA mengadakan VIVATALK Perempuan di Era Digital dengan tema Perempuan Berdaya Indonesia Maju.
Dalam acara tersebut terpaparkan bahwa di era digital sekarang banyak perempuan yang sudah bisa mandiri dengan memanfaatkan teknologi. Banyak perempuan yang bisa melakukan usaha/bisnis digital tanpa melupakan kodratnya sebagai ibu dan istri. Mereka tetap bisa memperhatikan keberadaan suami dan anak-anaknya.
Senang rasa saya bisa ikut dalam talkshow tersebut, dan membaginya dalam tulisan di bawah ini
Vivatalk - Perempuan Berdaya Indonesia Maju
|
Dalam sambutan bapak Henky Hendranantha, Chief Operating Officer at VIVA Networks, mengatakan VIVA Networks sangat mendukung perempuan menjadi pribadi yang kreatif yang bisa memberdayakan dirinya sehingga bisa membuat Indonesia semakin maju. VIVA Networks berencana menyediakan platform khusus perempuan, sehingga kaum perempuan akan semakin mudah mendapatkan informasi untuk mengembangkan diri menjadi perempuan tangguh yang memiliki daya saing. Ini sebagai dukungan dari VIVA networks yang sangat memperhatikan pentingnya perempuan dalam masyarakat yang homogen.
Pada tahun 2030-2040 Indonesia diprediksi akan mengalami bonus demografi. Dimana jumlah penduduk usia produktif (berusia 15-64 tahun) lebih besar dibanding penduduk usia tidak produktif (berusia di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun). Pada periode tersebut, penduduk usia produktif diprediksi mencapai 64 persen dari total jumlah penduduk yang diproyeksikan sebesar 297 juta jiwa.
bapak Henky Hendranantha, Chief Operating Officer at VIVA Networks |
Perempuan Dalam Pemerintahan
Banyak isu perempuan yang menjadi konsen pemerintah pada saat ini. Banyak isu yang memberitakan bahwa seolah olah perempuan itu tertinggal dalam proses pembangunan. Padahal sebenarnya kontribusi perempuan dalam pembangunan sudah cukup banyak.
Bahkan menurut bapak Indra Gunawan, perwakilan dari Kementerian PPPA, perempuan lah pelaku terbesar dalam ekonomi micro. Hanya karena tidak masuk dalam hitungan ekonomi macro, jadi seolah-olah tidak terlihat peran serta perempuan. Mengutip dari Mckinsey Global Institute report, pemerataan kesempatan usaha pada perempuan secara global dapat meningkatkan Pendapatan Domestik Bruto (PDB). Tercatat ada sebanyak 12 trilyun US dollar pada tahun 2025. Dengan memberikan kesempatan lebih banyak kepada perempuan ini akan memberikan konstribusi peningkatan PDB di Indonesia.
Bapak Indra Gunawan menambahkan, bahwa selain tetap konsen kepada isu tingginya angka kematian ibu, kekerasan pada perempuan dan anak, serta isu gender, komitmen pemerintah di internasional salah satunya adalah mengenai perempuan dan media. Mainstreaming gender dalam mainstreaming pembangunan.
Penhyerahan cinderamata dari VIVA Networks untuk KPPPA |
Bicara mengenai perempuan berdaya berarti juga membicarakan tentang perlakuan lingkungan terhadapnya.
Karena pada dasarnya tiap individu, laki laki dan perempuan, itu sama. Masing-masing punya kemampuan rasional emosional, produktif reproduktif, publik domestik, kuat lemah, penuh kasih sayang, sopan santun. Yang membedakannya bahwa perempuan bisa menstruasi, hamil dan melahirkan, sedangkan laki laki tidak. Itu saja. Sedangkan lainnya sama. Itu menyangkut kodrat.
Dan bicara kesetaraan gender bukanlah tentang mengubah kodrat.
Dinamika Sosiologi Gender |
Di era digital, yang mampu menembus ruang batas, kemampuan kemampuan yang tadinya terpisahkan kembali menjadi balik pada kemampua individu. Setiap individu bisa dan berhak menjadi individu yang kreatif.
Di era digital, dimana informasi dapat diakses tak terbatas, perempuan bisa mendapatkan informasi dimanapun dan kapanpun. Ini membuat keberdayaan perempuan menjadi sangat aktif. Perempuan dapat membangun jaringan pertemanan yang luas.
Juga dalam industri kreatif, membuat perempuan bisa menjadi lebih maju daripada laki-laki. Karena dengan kreativitas yang tumbuh pada perempuan semakin tinggi, membuat perempuan bisa semakin diakui.
Hal-hal tersebut di atas tidak dapat terwujud jika di lingkungan perempuan masih menggunakan perspektif tradisional.
Inilah diperlukannya komunikasi dengan keluarga atau pasangan. Karena di era digital ini keberdayaan perempuan itu nyata. Bagaimana laki-laki bisa terlibat terhadap keberdayaan perempuan, maka:
- Terbuka terhadap perkembangan. Sulit dihindari kemajuan teknologi membuat setiap individu dapat mengakses semua informasi.
- Terbuka pada pengurangan privilege ( keistimewaan yang dimiliki). perlu kesadaran bahwa keistimewaan yang dimiliki laki-laki pada dasarnya menjatuhkan laki-laki pada nilai-nilai kemanusiaannya sendiri.
- Perlu dukungan dari berbagai pihak agar keterlibatan laki-laki ini menjadi nyata. Bagi perusahaan memberikan dukungan kepada laki-laki untuk mensupport pasangan misalkan ketika melahirkan dengan memberi cuti.
- Perlu kebijakan pemerintah yang melindungi kreativitas perempuan dalam hal teknologi digital.
Bpk. Eko Bambang,"Perlu dukungan dari berbagai pihak agar keterlibatan laki-laki ini menjadi nyata." |
Ibu Sri Danti mengatakan kalau kesempatan perempuan untuk bersekolah tinggi sangat besar. |
Diajeng Lestari,"Fashion Muslim Indonesia diakui dunia." |
Di era digital sekarang ini banyak perempuan yang sudah bisa mandiri dengan memanfaatkan teknologi. Banyak perempuan yang bisa melakukan bisnis digital tanpa melupakan kodratnya sebagai ibu dan istri.
Salah satunya yang hadir dalam acara VIVATALK kemarim adalah Diajeng Lestari, pendiri HIJUP.
Diajeng bercerita bagaimana ia memulai merintis Hijup. Industri fashion muslim Indonesia yang sedang naik dijadikannya momentum untuk menekuni bisnis ini.
Sekarang Indonesia menempati peringkat kedua sebagai negara yang mengembangkan fashion muslim terbaik di dunia. Uni Emirat Arab yang menduduki peringkat pertama, berdasarkan laporan data dari The State of Global Islamic Economy Report 2018/2019.
Dan pelaku industri bisnis fashion ini terbanyak dilakukan oleh perempuan.
Melihat data ini, tidak berlebihan sepertinya jika dikatakan bahwa perempuan Indonesia berpeluang besar menguasai pasar busana muslim dunia, bukan?
Tetapi perempuan tidak lagi boleh dipandang sebatas konsumen. Lapangan ekonomi digital yang masih terus akan berkembang ini sebaiknya diisi perempuan Indonesia sebagai aktor yang aktif.
Contoh seorang Diajeng Lestari membuktikan kemampuan perempuan yang telah diakui masyarakat di dunia.
Inilah yang diharapkan, kreativitas dalam era ekonomi digital agar banyak disentuh perempuan, termasuk di Indonesia.
Sebuah bukti lagi kalau perempuan di era digital bisa semakin berdaya.
Kuy, di Era digital ini jadikan semangat Hari Ibu untuk Perempuan lebih berdaya, demi Indonesia maju!
Foto saya, Perempuan harus berani "duduk" di depan kan? :) |
No comments:
Post a Comment