kamunaku.com: Mengenal Hormon dan Kesehatan Mental Pada Perempuan

Mengenal Hormon dan Kesehatan Mental Pada Perempuan

Tuesday, November 5, 2024

Mengenal Hormon dan Kesehatan Mental Perempuan: Pelajaran dari #NgetehBarengTehYane
31 Oktober. Aku mengakhiri bulan Oktober dengan duduk manis di Mayapada Hospital.  Eits, aku tidak sedang sakit. Ini adalah hari yang penuh manfaat bagiku. Aku berkesempatan menghadiri talkshow bertajuk “Mengenal Hormon dan Kesehatan Mental pada Perempuan” yang diadakan oleh Yayasan Cinta Keluarga Indonesia sebagai bagian dari program Ngeteh Bareng Teh Yane.
Yayasan Cinta Keluarga Indonesia didirikan tahun 2016 oleh Yane Ardian. Salah satu kegiatan sosial yang dilakukan YCKI adalah #NgetehBarengTehYane.
Acara nge-teh bareng teh Yane diadakan pertama kali tahun 2020. Tetapi ketika baru diadakan sekali saat itu, keesokannya Bogor harus mengalami lockdown karena covid. 
Dan tahun 2024 ini baru bisa diadakan kembali.

YCKI mempunyai visi dan misi "Membangun Indonesia, diawali dengan membangun keluarga". 
Dalam arti : Di keluarga ada sosok central yaitu, ibu. Oleh karena itu seorang ibu harus sehat dan bahagia. Sedangkan dalam penelitian ada 2,9% perempuan di indonesia yang mengalami gangguan mental. Penduduk Indonesia ada 270 juta jiwa, kalau 2,9% berarti ada sekitar 8 juta. Kalau laki-laki ada sekitar 5 jutaan. Ini artinya, perempuan rentan mengalami gangguan kesehatan mental.
Seorang ibu harus sehat dan bahagia, ini yang ditekankan. Jika ibu bahagia, seluruh anggota keluarga akan bahagia. Karena ibu yang bahagia akan menghasilkan generasi yang bermental baik. Dan untuk menjadi ibu yang bahagia itu ada ilmunya.
Karena itulah aku ikut hadir di acara ini.

Dengan suasana santai ditemani secangkir teh hangat, aku menyerap ilmu yang disampaikan oleh tiga pembicara, yaitu : dr. Daud Kristianto, Sp.OG, dr. Bitefillia Arjunadi, Sp.OG, dan dr. Fitriyana Astuti, Sp.KJ.

Bagi seorang ibu di usia 40-an yang memiliki anak remaja, tema ini sangat relevan.
Dalam tulisan ini, aku ingin membagikan pengetahuan yang aku dapatkan, yang semoga juga bermanfaat untuk kamu yang membacanya.

------------
Masalah Utama pada Organ Kewanitaan : Penjelasan dr. Daud Kristianto, Sp.OG

Dr. Daud membuka sesi dengan menjelaskan secara rinci beberapa masalah utama yang sering terjadi pada organ kewanitaan. Beliau menyoroti empat masalah utama berikut:

1. Gangguan Haid
Gangguan haid bisa berupa siklus menstruasi yang tidak teratur, haid yang terlalu lama, atau tidak haid sama sekali (amenore). Kondisi ini sering kali disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon, stres, atau gangguan kesehatan lain seperti PCOS (Polycystic Ovary Syndrome).

2. Pendarahan
Pendarahan yang abnormal di luar siklus haid, seperti pendarahan pascamenopause atau saat tidak sedang menstruasi, perlu diwaspadai. Ini bisa disebabkan oleh gangguan pada dinding rahim, polip, atau bahkan kondisi serius seperti tumor.

3. Nyeri Perut
Nyeri pada perut bagian bawah, terutama yang terkait dengan siklus menstruasi, bisa jadi tanda endometriosis atau mioma uteri. Dr. Daud mengingatkan bahwa nyeri yang intens atau berlangsung lama sebaiknya diperiksakan karena dapat memengaruhi kualitas hidup.

4. Keputihan
Keputihan normal biasanya berwarna bening atau putih susu tanpa bau menyengat. Namun, jika disertai bau tidak sedap, warna yang tidak normal (hijau atau kuning), atau rasa gatal, ini bisa menjadi tanda infeksi bakteri, jamur, atau penyakit menular seksual.

Penyebab Masalah pada Organ Kewanitaan

Dr. Daud juga mengulas faktor-faktor utama yang dapat memicu masalah pada organ kewanitaan, antara lain:

1. Berat Badan
Berat badan, terutama obesitas, memiliki dampak besar pada kesehatan hormonal perempuan. Lemak berlebih di tubuh dapat memengaruhi produksi hormon estrogen dan mengganggu siklus menstruasi.

2. Stres Psikologis
Stres berkepanjangan dapat memicu ketidakseimbangan hormon yang memengaruhi siklus menstruasi. Menurut dr. Daud, tubuh perempuan sangat sensitif terhadap perubahan emosi, sehingga menjaga kesehatan mental sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik.

3. Hormon
Ketidakstabilan hormon adalah penyebab utama berbagai masalah kewanitaan, seperti:

PCOS (Polycystic Ovary Syndrome): Kondisi ini terjadi ketika ovarium menghasilkan hormon androgen (hormon seks pria) berlebih, yang menyebabkan gangguan haid, jerawat berlebihan, dan pertumbuhan rambut di area tertentu yang tidak biasa bagi perempuan.

Kelebihan Hormon Pria: Ketidakseimbangan ini dapat memengaruhi siklus haid dan menyebabkan perubahan fisik tertentu.

Kelebihan Hormon Menyusui (Prolaktin): Produksi hormon ini biasanya meningkat saat menyusui, tetapi jika terjadi pada perempuan yang tidak menyusui, ini bisa menjadi tanda masalah pada kelenjar pituitari.

4. Penyakit
Beberapa kondisi medis yang dapat memengaruhi organ kewanitaan meliputi:
● Tumor: Tumor jinak seperti mioma uteri atau tumor ganas seperti kanker serviks.
● Gangguan Darah: Masalah pembekuan darah dapat menyebabkan pendarahan yang tidak normal.

5. lain-lain
Faktor lainnya yang dapat memengaruhi kesehatan organ kewanitaan meliputi:
● Obat-obatan: Beberapa obat, terutama yang mengandung hormon, dapat memengaruhi siklus menstruasi.
● Kerusakan Organ: Misalnya, kerusakan pada ovarium atau rahim akibat infeksi atau operasi.
● Kelainan Bawaan: Beberapa perempuan lahir dengan kelainan bawaan pada organ reproduksi, seperti rahim yang tidak berkembang sempurna.

Dr. Daud menekankan pentingnya melakukan pemeriksaan rutin untuk mendeteksi masalah pada organ kewanitaan sejak dini. Selain itu, menjalani gaya hidup sehat dengan menjaga berat badan, mengelola stres, dan menghindari kebiasaan buruk seperti merokok atau konsumsi alkohol berlebihan dapat membantu menjaga kesehatan reproduksi.

Beliau juga menyarankan agar tidak menunda berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gejala seperti:
● Haid yang tidak teratur dalam waktu lama.
● Pendarahan di luar siklus menstruasi.
● Nyeri perut yang mengganggu aktivitas.
● Keputihan abnormal yang terus-menerus.

Penjelasan dr. Daud ini benar-benar membuka wawasan saya tentang pentingnya perhatian terhadap kesehatan organ kewanitaan, bukan hanya untuk kualitas hidup tetapi juga untuk mendukung kesehatan secara keseluruhan.

------------------ 

Penjelasan Hormonal dalam Kehidupan Perempuan: Paparan dr. Bitefillia Arjunadi, sp.OG

Dalam sesi talkshow, dr. Bitefillia memberikan penjelasan mendalam tentang peran hormon kewanitaan yang tidak hanya memengaruhi tubuh, tetapi juga suasana hati, perilaku, dan hubungan sosial. Berikut adalah uraian dari poin-poin penting yang beliau sampaikan.

1. Hormon dan Emosi

Estrogen adalah hormon utama yang memengaruhi suasana hati dan kesejahteraan emosional perempuan. Dr. Bitefillia menjelaskan bahwa:
Kadar Estrogen Tinggi: Saat kadar estrogen tinggi, seperti di pertengahan siklus menstruasi, suasana hati cenderung stabil, percaya diri meningkat, dan perasaan positif muncul.
Kekurangan Estrogen: Ketika kadar estrogen menurun, seperti sebelum menstruasi atau saat menopause, perempuan bisa merasa depresi, cemas, dan kehilangan motivasi.
Estrogen juga memengaruhi kadar serotonin, hormon yang berperan dalam menjaga mood tetap baik. Penurunan estrogen saat menopause dapat menyebabkan depresi pada sebagian perempuan.

Progesteron adalah hormon yang memiliki efek menenangkan. Namun, menjelang menstruasi, kadar progesteron menurun drastis, yang sering menyebabkan:
Perubahan mood seperti mudah menangis, marah, atau merasa sensitif (baper).
Kelelahan atau kurang semangat.
Efek ini dikenal sebagai gejala PMS (Premenstrual Syndrome), yang umum terjadi pada perempuan menjelang haid.

Hormon kortisol dikenal sebagai hormon stres. Kortisol membantu tubuh kita bertahan dalam situasi sulit (fight or flight response). Namun, jika kadar kortisol terlalu tinggi, terutama akibat stres kronis, hal ini dapat memengaruhi kesehatan secara keseluruhan, termasuk:
Menghambat produksi ASI pada ibu menyusui.
Memicu kecemasan, sulit tidur, dan gangguan metabolisme.

2. Hormon Kebahagiaan

Dopamin dikenal sebagai hormon kebahagiaan, sedangkan oksitosin disebut hormon cinta. Keduanya bekerja untuk meningkatkan perasaan senang, ikatan emosional, dan kepercayaan diri.
Setelah Melahirkan: Meskipun kadar estrogen menurun drastis pasca-persalinan, kadar dopamin dan oksitosin meningkat. Inilah yang membuat ibu merasa bahagia dan terikat dengan bayinya meskipun sedang dalam kondisi kelelahan.
Pengaruh Stres: Jika ibu menyusui mengalami stres, kadar dopamin dan oksitosin bisa turun, yang memengaruhi produksi ASI. Kadang-kadang, obat diperlukan untuk membantu merangsang produksi dopamin agar ibu merasa lebih rileks.

Endorfin adalah hormon yang dilepaskan tubuh untuk mengurangi rasa sakit dan meningkatkan perasaan bahagia. Olahraga ringan, tertawa, atau bahkan sekadar waktu berkualitas bersama keluarga dapat meningkatkan produksi endorfin secara alami.

3. Fase Kehidupan Perempuan dan Perubahan Hormonal

Premenopause
Premenopause adalah fase sebelum menopause, di mana siklus menstruasi masih teratur. Pada fase ini, gejala seperti kram perut, kecemasan, dan perubahan mood mulai dirasakan karena fluktuasi kadar estrogen dan progesteron.

Perimenopause
Perimenopause adalah masa transisi menuju menopause. Di fase ini, kadar hormon menjadi sangat tidak stabil, menyebabkan:

● Perubahan mood yang ekstrem (mood swing).
● Hot flashes (sensasi panas tiba-tiba).
● Keringat malam (night sweats).
● Siklus menstruasi yang tidak teratur.

Dr. Bitefillia menjelaskan bahwa ini adalah masa yang paling menantang karena fluktuasi hormon yang tinggi. Dukungan keluarga dan kesadaran untuk menjaga kesehatan mental menjadi sangat penting.

Menopause
Menopause terjadi ketika menstruasi berhenti sepenuhnya. Gejala umum meliputi:

● Hot flashes.
● Penurunan gairah seksual.
● Keringat malam.

Dr. Bitefillia juga menyoroti bahwa pada masa ini, perempuan mungkin merasa kehilangan tujuan hidup, terutama jika anak-anak sudah mandiri.

Postmenopause
Di fase postmenopause, perempuan cenderung lebih bijak dan tenang secara emosional. Namun, mereka memiliki risiko lebih tinggi terhadap:

● Osteoporosis.

● Penyakit jantung koroner.

Dr. Bitefillia menekankan pentingnya menjaga kesehatan fisik dengan olahraga teratur, konsumsi kalsium, dan pemeriksaan kesehatan rutin.

4. Pentingnya Dukungan Sosial

Pada masa menopause dan postmenopause, perempuan sering merasa kesepian karena anak-anak sudah dewasa dan memiliki kehidupan sendiri. Oleh karena itu, dr. Bitefillia menyarankan untuk:
● Meluangkan waktu berkualitas bersama keluarga.
● Melibatkan diri dalam komunitas atau aktivitas sosial yang memberi makna.
● Dukungan keluarga sangat penting untuk membantu perempuan menjalani masa transisi ini dengan lebih positif.

Kesimpulan
Dr. Bitefillia menggarisbawahi bahwa perubahan hormon adalah bagian alami dari kehidupan perempuan. Namun, dengan pola hidup sehat, dukungan sosial, dan pengelolaan stres yang baik, dampaknya dapat diminimalkan. Setiap fase kehidupan perempuan membawa tantangan sekaligus keindahannya sendiri, dan kita perlu merayakannya dengan penuh kesadaran dan cinta.

------------------
Kesehatan Mental: Penjelasan dr. Fitriana Astuti, Sp.KJ

Dr. Fitriana Astuti, Sp.KJ, menjelaskan secara komprehensif tentang pentingnya kesehatan mental, terutama dalam konteks kehidupan perempuan dan perannya sebagai ibu. Berikut ini adalah poin-poin utama yang beliau sampaikan:

Apa itu Kesehatan Mental?

Menurut definisi dari Kementerian Kesehatan, kesehatan mental adalah kondisi di mana individu:

1. Menyadari potensinya sendiri – Seseorang mampu mengenali kekuatan dan kelemahannya dengan bijak.

2. Mampu menghadapi tekanan hidup secara normal – Mengelola stres dan tantangan hidup tanpa terganggu secara emosional.

3. Produktif dan berkontribusi – Berfungsi secara efektif dalam kehidupan pribadi dan sosial, serta memberikan dampak positif bagi lingkungannya.

Kesehatan mental mencakup tiga aspek utama:

1. Emotional Well-Being
Emotional well-being merujuk pada kemampuan seseorang untuk:
Berpikir positif meskipun menghadapi situasi sulit.
Menjalani kehidupan dengan tenang, stabil, dan penuh rasa syukur.


2. Psychological Well-Being
Psychological well-being adalah kemampuan seseorang untuk:
Menerima dirinya sendiri, termasuk kelemahan dan masa lalunya.
Melihat hidup sebagai perjalanan yang bisa dijalani dengan kedewasaan emosional.

3. Social Welfare
Social welfare adalah kondisi di mana seseorang mampu:
Berinteraksi secara baik dengan lingkungan dan komunitasnya.
Menjalin hubungan yang sehat dan bermakna dengan orang-orang di sekitarnya.


Manfaat Kesehatan Mental yang Baik
Dr. Fitriana menjelaskan beberapa manfaat dari memiliki kesehatan mental yang baik:
1. Meningkatkan spiritualitasMental yang sehat memudahkan seseorang untuk lebih dekat dengan Tuhan dan menemukan makna dalam hidup.

2. Meningkatkan kualitas hidupHidup menjadi lebih seimbang, bahagia, dan penuh rasa syukur.

3. Memperpanjang usia Kesehatan mental yang baik sering dikaitkan dengan pengurangan stres kronis, yang berdampak pada umur panjang.

4. Menjaga kesehatan fisikKeseimbangan mental membantu mencegah penyakit fisik yang terkait dengan stres seperti hipertensi atau gangguan pencernaan.

5. Mempermudah pencapaian kesuksesan Mental yang sehat memungkinkan seseorang untuk fokus, optimis, dan gigih dalam mencapai tujuannya.

Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Mental
1. Biologi
Faktor Genetik: Gangguan mental sering kali dipengaruhi oleh keturunan. Hormon utama seperti dopamin, serotonin, norepinefrin, dan GABA memiliki peran besar dalam mengatur suasana hati, konsentrasi, dan ketenangan. Ketidakseimbangan hormon ini bisa diwariskan secara genetik.

2. Psikologi
Faktor psikologis mencakup trauma masa lalu, kepercayaan diri, dan cara seseorang mengelola tekanan hidup. Pengalaman masa kecil sering kali memiliki dampak jangka panjang pada kesehatan mental seseorang.

3. Sosial
Dukungan sosial yang buruk, lingkungan yang toksik, atau tekanan dari masyarakat dapat memengaruhi kesejahteraan mental seseorang.


Mengapa Ibu Harus Sehat Secara Mental?
Dr. Fitriana menyoroti bahwa ibu memiliki peran penting dalam keluarga, seperti:
Manajer keuangan – Mengatur pengeluaran keluarga.
Pendidik – Memberikan pendidikan pertama bagi anak-anaknya.
Koki dan petugas kebersihan – Memastikan keluarga mendapatkan makanan sehat dan rumah yang nyaman.
Perawat dan psikolog keluarga – Memberikan perhatian emosional kepada pasangan dan anak-anak.

Meskipun beberapa tugas ini dapat didelegasikan, tanggung jawab utama tetap ada pada ibu. Jika seorang ibu memiliki kesehatan mental yang baik, ia dapat menjalankan peran-peran ini dengan seimbang, sehingga:
Rumah tangga menjadi tempat yang nyaman.
Anak-anak dapat tumbuh secara optimal.
Hubungan dengan pasangan menjadi harmonis.


Pengaruh Kesehatan Mental Ibu pada Perkembangan Anak

Kesehatan mental seorang ibu sangat memengaruhi pertumbuhan fisik, emosional, dan sosial anak. Dr. Fitriana menjelaskan bahwa:

1. Anak belajar dari ibu Anak-anak cenderung meniru cara ibu mereka menghadapi tekanan atau menyelesaikan masalah. Jika seorang ibu tetap tenang dan positif, anak-anak pun akan belajar menghadapi hidup dengan cara yang sama.

2. Keseimbangan emosional ibu menciptakan lingkungan yang aman Ibu yang sehat secara mental mampu memberikan perhatian yang cukup kepada anak-anak, menciptakan rasa aman, dan membantu anak tumbuh dengan rasa percaya diri.

3. Ibu yang stres memengaruhi anakKetika ibu merasa stres atau tertekan, anak-anak bisa merasa cemas dan kurang diperhatikan. Dalam jangka panjang, ini dapat memengaruhi kesehatan mental anak.

Kesimpulan

Dr. Fitriana mengingatkan bahwa menjaga kesehatan mental tidak kalah pentingnya dengan kesehatan fisik. Para ibu perlu memberikan perhatian pada kesejahteraan emosional mereka, karena ini tidak hanya berdampak pada diri sendiri tetapi juga pada keluarga. Beberapa saran dari beliau:

● Berbagi tanggung jawab rumah tangga dengan pasangan atau anggota keluarga lainnya.

● Meluangkan waktu untuk diri sendiri, seperti melakukan hobi atau sekadar beristirahat.

● Mendapatkan dukungan sosial melalui teman, komunitas, atau kelompok pendukung.

● Tidak ragu untuk mencari bantuan profesional jika merasa kewalahan.

Dengan kesehatan mental yang baik, seorang ibu dapat menjadi pilar yang kokoh bagi keluarganya, menciptakan rumah tangga yang bahagia dan seimbang.

Mari kita usahakan menjadi ibu yang sehat dan bahagia.

No comments:

Post a Comment